ILMU FOTOGRAFI
A. Sejarah Perkembangan Fotografi
Nama
kamera obscura diciptakan oleh Johanner Kapler pada tahun
1611. Johanner Kapler membuat desain portable yang dibuat seperti sebuah tenda,
dan memberi nama alat tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa
yang membentuk gambar keadaan diluar tenda diatas selembar kertas.
Gambar 1 Seniman pada abad 19 menggunakan kamera obscura untuk membuat sketsa |
Pada
tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce
(1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed
pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebut Heliografur (proses kerjanya mirip lithograph) diatas pelat logam yang
dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil
pula mempertahankan gambar secara permanen. Ia melanjutkan percobaannya hingga
tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang
sebenarnya. Foto yang dihasilkan kini disimpan di University of Texas di Austin,
AS.
Gambar
2. “View from the windows at Le Gras” Foto Pertama yang Berhasil Dicetak
meskipun masih tampak kabur. Dibuat oleh Joseph-Nicephore Niepce
Fotografi
kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui peusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan
menciptakan serta menjual roll film
dan kamera box yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi
melalui perbaikan lensa, shutter, film, dan kertas foto.
Tahun
1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex, maka mulailah
digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan
produksi kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon.
Gambar 3 Kamera DSLR Nikon
B. Dasar-dasar
Fotografi
Fotografi
merupakan serapan dari bahasa Inggris “photography”
yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “photos”
(cahaya) dan “grafo”
(melukis/menulis), sehingga bias diterjemahkan melukis dengan menggunakan
cahaya.
Secara
garis besar, pengertian fotografi adalah suatu proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya.
Fotografi
adalah suatu teknik memindahkan rupa atau pandangan yang dilihat oleh mata
kedalam suatu gambar menggunakan perekam optis (kamera) dengan bantuan cahaya.
Dalam
fotografi peranan pemotret adalah sebagai seseorang yang melayani dan
mengendalikan kamera atau disebut dengan istilah The Man Behind The Gun. Karena itu photographer harus mengenal dan menguasai alat-alat dan
perlengkapan yang digunakan untuk menghasilkan foto dengan komposisi gambar dan
warna yang baik.
Terdapat
3 hal mendasar yang harus diikuasai dengan baik oleh fotografer, yaitu:
1.
Arperture / Diafragma adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mengendalikan jumlah cahaya yang masuk melewati
lensa. Mekanisme kerjanya seperti iris pada mata, yang menyempit dan mengembang
yang bertugas untuk mengatur cahaya yang masuk atau keluar.
Angka umum yang tertera sebagai ukuran
yaitu:
Setiap kenaika angka menunjukkan
perbandingan kekuatan cahaya yang semakin berkurang dua kalinya.
Skema perbandingan pembukaan arperture
seperti gambar berikut
Angka yang kecil menunjukkan semakin
besarnya arperture, sedangkan angka yang besar menunjukkan semakin kecilnya
arperture.
2.
Shutter speed
Mekanisme pengaturan kecepatan membuka
dan menutupnya sebuah rana.
Pada kamera digital waktu tersebut dapat
diatur pada mode Shutter priority
atau manual mode. Angka yang biasa digunakan seperti dibawah ini:
30, 15, 13, 10, 8, 6, 5, 4, 3.2, 2.5,
1.6, 1.3, 1, 0.8, 0.6, 0.5, 0.4, 0.3,1/4, 1/5, 1/6, 1/8, 1/10, 1/13, 1/15,
1/20, 1/25, 1/30, 1/40, 1/50, 1/60, 1/80, 1/100, 1/125, 1/160, 1/200, 1/250,
1/320, 1/400, 1/500, 1/640, 1/800, 1/1000, 1/1250, 1/1600, 1/2000 sec.
Angka-angka diatas menunjukkan seberapa
lama cahaya dibolehkan masuk kedalam sensor pada saat menangkap gambar. Shutter
sangat berpengaruh kepada hasil foto, apakaah akan menjadi goyang/blur atau
tajam dan bening. Sebagai contoh ketika
kita memotret air yang memancar, pilihannya adalah membuat air lembut
mengalir atau berkesan membekukan gerakan, seperti gambar berikut:
Pada gambar pertama aliran air terlihat
membeku (freeze) karena menggunakan shutter dengan waktu yang pendek, sedangkan
pada gambar kedua terlihat efek air yang halus dan mengalir karena shutter yang
digunaka dengan waktu panjang.
3.
ISO
Kepanjangan ISO adalah International
Standard Organization. Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas
sensor kamera terhadap cahaya. ISO direpresentasikan melalui angka-angka
seperti :
ISO 50 | 100 | 200 | 400 | 800 | 1600 |
3200 | dan seterusnya.
Setiap kenaikan angka, menunjukkan dua
kali peningkatan kekuatan sensitivitas penangkapan cahaya. ISO yang tinggi
sangat bermanfaat untuk kepentingan menangkap gambar pada cahaya yang rendah,
tetapi kelemahannya menimbulkan noise yang tinggi. Semakin tinggi ISO semakin
berkurang detail gambar dan semakin menimbulkan level noise yang semakin besar.
C. Jenis-jenis Fotografi
1.
Portrait
Photography
Portrait adalah foto yang menampilkan
ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang
berbeda-beda akan menawarkan image
tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait
adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimik, tatapan, kerut wajah) yang mampu
memberikan kesan emosional dan mencipt kan karakter seseorang.
2. Landscape Photography
Foto lanskap
merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsure langit, daratan dan air,
sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsure pendukung dalam
foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai
keberhasilan dalam membuat foto lanskap3. Human Interest Photography
Adalah yang menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi orang yang menikmati foto itu.
4. Still life photography
Adalah
menciptakan sebuah gambar dari objek mati. Membuat gambar dari objek mati
menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif, dan
mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting
dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekedar menyalin atau
memindahkan objek kedalam film dengan cara seadanya karena bila seperti itu
yang dilakukan namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis
foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi dan kemampuan teknis.
5.
Aerial Photography
Seorang
fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam mengambil foto dari udara. Foto
dapat digunakan untuk survei atau kontruksi, untuk memotret burung atau cuaca
pada film atau untuk tujuan militer. Fotografer aerial biasanya menggunakan
pesawat, parasut, balon dan pesawat remote
control untuk mengambil foto dari udara.
6.
Stage Photography
Lebih
dikenal dengan foto panggung, ialah jenis foto yang memberitahukan
aktvitas/gaya hidup manusia. Mempunyai daya tarik tersendiri yang berkaitan
dengan budaya dan dunia entertainment untuk divisualisasikan dan menjadi bahan
yang menarik untuk dieksploitasi.
7.
Wildlife Photography
Genre
fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut fotografi
satwa liar. Perilaku dialam liar juga merupakan objek bagi Wildlife Photography. Sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal
dan pameran. Banyak orang berlatih jenis foto ini. Namun bukan hal yang mudah karena
selain kamera yang canggih, lensa yang bagus, senter yang kuat kamu juga
membutuhkan kesabaran yang extra untuk membidik foto.
8.
Macro Photography
Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan
pengambilan gambar dari jarak dekat. Fotografi ini membutuhkan peralatan yang
canggih dan mahal, akan tetapi fotografer amatir dapat berlatih dengan
menggunakan mode makro pada kamera digital. Objek fotografi makro dapat berupa
serangga, bunga, bulir air, atau benda lain yang jika di close-up akan menghasilkan detail yang menarik.
9.
Photojournalism/journalism photgraphy
Foto jurnalis adalah suatu media sajian informasi
berupa bukti visual (gambar) atas berbagai peristiwa yang disampaikan kepada
masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan waktu yang cepat. Foto jurnalistik
secara umum memiliki cirri-ciri sebagai berikut;
-
Memiliki
nilai berita atau menjadi itu sendiri, berita yang mandiri.
-
Menjadi
pelengkap (ilustrasi) suatu berita/artikel
-
Dimuat
dalam suatu media, media cetak atau online
Tujuan utama dari photojournalism ini adalah menyajikan foto yang memiliki cerita
atau nilai berita. Kemudian, foto tersebut dapat digunakan untuk keperluan
penayangan berita atau publikasi di media massa.
Objek-objek yang diambil oleh jenis fotografi ini
merupakan hal-hal atau kejadian yang terjadi di sekitar dengan prinsip utama
yaitu menghasilkan foto yang merupakan kejadian sesungguhnya, tanpa rekayasa
dan memihak.
10.
Fashion Photography
Fotografi fashion
ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour dan juga selain model, fotografer juga memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu, aksesoris,
atau make up. Fotografer jenis ini
biasanya banyak digunakan dalam dunia periklanan dan majalah fashion.
11. Street photography
Realitas yang terjadi dijalanan merupakan prinsip
utama dalam aliran street photography. Mungkin
terlihat sama dengan human interest maupun
photojournalism. Beberapa genre
fotografi tersebut memang saling bertautan. Namun ada ciri khusus yang
membedakan street photography dengan jenis fotografi
lainnya. Street photography merupakan suatu pendekatan yang berusaha
menampilkan realitas sesungguhnya yang terjadi di ruang publik secara spontan.
12.
Architectural photography
Jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan,
baik dari segi sejarah, budaya, maupun desain dan konstruksinya. Memotret suatu
bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat
penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur tidak lepas dari hebohnya dunia
arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting
perananya.
13. Sport
photography
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi
menarik dan spektakuler dalam event dan
pertandingan olahraga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan
seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.
14.
Food photography
Dalam
pengertian sederhana, food photography adalah
teknik memotret makanan menjadi lebih menggoda. Dalam industri kuliner, seperti
produsen makanan, rumah produksi, periklanan, hotel, kafe, dan lainnya,
fotografi makanan mutlak dibutuhkan. Karena itu pelaku food photography semakin dicari. Baik food photographer, chef sebagai pembuat makanan, maupun food stylist yang menata makanan saat di
foto.
Food photography yang bagus harus menonjolkan ciri-ciri
terbaik makanan tersebut dan kelezatannya yang melekat. Rayakan warna dan
tekstur dari piring ataupun elemen pendukung lainnya, tidak direndam atau
disembunyikan. Cobalah untuk menhindari hasil foto yang buram, sudut yang tidak
menarik, dan warna yellow cast yang
biasa-biasa saja. Jika mulut kamu tidak drooling
saat mengedit foto, maka kamu telah melakukan kesalahan.
sumber buku Desain Grafis Percetakan
untuk SMK/MAK kelas XI
Komentar
Posting Komentar